
Polisi Nigeria Temukan 66 Mayat Korban Pembunuhan di Daerah Bentrokan Etnis dan Agama – Pihak Kepolisian Nigeria temukan 66 mayat korban pembunuhan di daerah yang diketahui dengan benturan etnis serta agama. 22 salah satunya adalah mayat anak-anak serta 12 wanita.
Gubernur negara sisi Kaduna, Nasir El-Rufai, menjelaskan penemuan itu dikerjakan di depalan desa di lokasi Kajuru, seputar 40 km. tenggara ibu kota negara sisi Kaduna.
“Badan-badan keamanan ini hari memberikan laporan pemulihan 66 mayat yang meninggal dalam serangan oleh unsur-unsur kriminil,” kata Nasir, Sabtu (16/2/2019).
Nasir mengutuk serangan pada beberapa korban. Ia pun bersimpati pada keluarga beberapa korban.
“Diantara beberapa korban ialah 22 anak-anak serta 12 wanita. Empat orang yang terluka diselamatkan oleh badan-badan keamanan saat ini terima perawatan medis,” tutur ia.
“(Pemerintah) mengutuk serangan serta bersimpati dengan keluarga beberapa korban,” sambungnya.
Ia ajak beberapa pemimpin penduduk serta tokoh agama untuk mengingatkan beberapa orang lokal supaya tidak memperlancar serangan balasan.
“Pembunuhan tengah diselidiki serta masyarakat meyakini jika orang yang didakwa akan dituntut,” tuturnya.
Kaduna didapati sudah lama jadi pusat kerusuhan yang mematikan, dipacu oleh ketegangan etnis serta agama yang telah berjalan lama, dan kekerasan berkaitan pemilu. Akan tetapi Maisamari Dio, presiden komune etnis Adara Kristen, yang menguasai di daerah Kujuru, mempersalahkan pembunuhan pada etnis Muslim Fulani.
Ia menjelaskan pada AFP jika Fulanis menyerang satu desa di hari Minggu yang menewaskan sampai 12 orang. Beberapa orang geram hingga lakukan pembalasan dalam beberapa waktu paling akhir.
“Beberapa orang yang diketemukan oleh pemerintah negara sisi Kaduna hariini kemungkinan ialah beberapa orang yang dibunuh (oleh Fulani) serta beberapa Adara, kombinasi, tapi saya tidak meyakini sejauh manakah,” imbuhnya.
“Keadaan dalam tiga tahun paling akhir sudah berulang, dengan penculikan, pembunuhan, beberapa orang terserang. Beberapa orang ini terkadang akan memberi intimidasi kelanjutan.” sambungnya.