MUI Minta Praktek Demokrasi Dalam Pilpres Berlangsung Secara Damai Dan Beradab

MUI Minta Praktek Demokrasi Dalam Pilpres Berlangsung Secara Damai Dan Beradab – Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyelenggarakan Rapat Pleno ke-36 Dewan Pertimbangan dalam rencana dialog serta bersilahturahmi dengan ke-2 pasang calon calon presiden serta calon wakil presiden. Akan tetapi, ke-2 paslon yang bertanding di Pemilihan presiden 2019 tidak bisa penuhi undangan rapat.

Bekas Ketua Umum MUI, Muhammad Sirajuddin Syamsuddin mengharapkan bisa dengar dengan cara langsung keterangan visi serta misi dari ke-2 paslon. “Serta yang ke-2 kita mau mengemukakan aspirasi-aspirasi langsung dari golongan Islam, ormas-ormas Islam,” ujar Syamsuddin di Kantor MUI Pusat, Jl. Proklamasi, Jakarta, Rabu (20/2).

Walau begitu ia terus mengemukakan harapannya untuk ke-2 paslon. Ia mau praktek demokrasi dalam realisasi Pemilihan presiden serta Pileg berjalan dengan damai serta beradab. Syamsuddin mau, siapa lantas yang dipilih kelak bisa menjadi pemersatu bangsa. MUI tdk mempunyai keterpihakan dalam politik kekuasaan.

“Utama buat presiden serta wapres republik ini ada diatas serta untuk semua group jadi pengayom, pemersatu, serta ia tdk jadi presiden buat pemilihnya sendiri. Sesaat kerjakan zero sum game politics pada yang tdk pilih. Nah ini bukan negarawan,” katanya.

Ia ikut menitipkan pesan biar orang terus mengontrol situasi sejuk dalam kontestasi politik yang tambah panas. Syamsuddin membawa orang terus objektif, seimbang, serta moderat. Mempunyai arti, dengan tdk sama sama mencela pilihan semasing.

“Kami pesankan biar hubungan golongan simpatisan, khususnya di jejaring sosial itu jangan sampai sangat berlebihan. Barusan saya mengakhiri dengan satu ungkapan hikmah, cintailah kekasihmu, dalam kurung calon presidenmu, sedang-sedang saja. Sebab bisa jadi setiap saat ia bisa jadi orang yang engkau tidak suka. Serta bencilah lawanmu sedang-sedang saja sebab setiap saat bisa saja engkau mencintainya,” tutur Syamsuddin.